Sekata sampai mati
Ketika ijab telah sekata
Bersihkan hati
Dari setiap debu masa lalu
Memberi tempat baginya
Meski disudut
janganlah
Kelak ketika lengah duka sunyi
Dia akan terjaga
Mengendap merayap pelan
Membentuk bunga-bunga
Dan mengisi seluruh ruang
Bersihkan niat semula
Rapatkan hati
Sekatalah sampai nanti
sampai mati...
Bersihkan hati
Dari setiap debu masa lalu
Memberi tempat baginya
Meski disudut
janganlah
Kelak ketika lengah duka sunyi
Dia akan terjaga
Mengendap merayap pelan
Membentuk bunga-bunga
Dan mengisi seluruh ruang
Bersihkan niat semula
Rapatkan hati
Sekatalah sampai nanti
sampai mati...
Habis Dimakan Malam
Berdebat sejak pagi buta
Tentang siapa lebih dulu
Berteriak murka hingga siang
Siapa salahnya siapa
Meradang sampai petang
Siapa mendustai siapa
Tersedu-sedu hingga malam
Membagi hati
Kemudian lari
Hampir pagi
Debat masih lagi alot
Enggan berhenti
Semakin benci
Kita teramat sibuk
Siapa mempersalahkan siapa
Kita lupa
Sedari pagi
Cinta sudah pergi
Dan waktu untuk kita kembali
Telah habis
dimakan malam
Tentang siapa lebih dulu
Berteriak murka hingga siang
Siapa salahnya siapa
Meradang sampai petang
Siapa mendustai siapa
Tersedu-sedu hingga malam
Membagi hati
Kemudian lari
Hampir pagi
Debat masih lagi alot
Enggan berhenti
Semakin benci
Kita teramat sibuk
Siapa mempersalahkan siapa
Kita lupa
Sedari pagi
Cinta sudah pergi
Dan waktu untuk kita kembali
Telah habis
dimakan malam
Sejenak tetapi ada
Serupa langit aku padamu
Menatap
senyum-senyum sendiri
Seperti udara aku padamu
Berhembus
Sepoi-sepoi sendiri
Melihat tawa suka cita
Mendengar tangis duka lara
Selalu ada
Demikian aku padamu
Bukan se siapa aku bagimu
Jangan mencari
Pada ingatan kenangan dikepalamu
Biar saja ruh ku menjadi mozaik
Mengindahkan mu selalu
Akulah embun
Setitik embun dibangun pagi mu
Menemani walau sejenak
Aku ada
Menyejukkanmu
di pagi buta....
Menatap
senyum-senyum sendiri
Seperti udara aku padamu
Berhembus
Sepoi-sepoi sendiri
Melihat tawa suka cita
Mendengar tangis duka lara
Selalu ada
Demikian aku padamu
Bukan se siapa aku bagimu
Jangan mencari
Pada ingatan kenangan dikepalamu
Biar saja ruh ku menjadi mozaik
Mengindahkan mu selalu
Akulah embun
Setitik embun dibangun pagi mu
Menemani walau sejenak
Aku ada
Menyejukkanmu
di pagi buta....
Bualan Perasaan
Cekikikan berdua selalu
Tertawa lepas
Senyum ditahan-tahan
Menghukum manis
hingga menyembul lesung pipi
Ah manisnya
Sungguh...
Dalam pelukan yang sama
Dekap yang sama rasa
Tapi pikiran isi hati berbeda
Tidak serupa
Tidak sama rasa
Kamu dengan ingatan padanya
Orang lain milikmu
Aku dengan kesan padanya
Yang bukan kamu
Dia punyaku
Milikku yang lain
Aku kamu bersama
Tapi tidak serupa
Tidak sama hati
Aku kamu pembual
Pecinta yang mati rasa
Tertawa lepas
Senyum ditahan-tahan
Menghukum manis
hingga menyembul lesung pipi
Ah manisnya
Sungguh...
Dalam pelukan yang sama
Dekap yang sama rasa
Tapi pikiran isi hati berbeda
Tidak serupa
Tidak sama rasa
Kamu dengan ingatan padanya
Orang lain milikmu
Aku dengan kesan padanya
Yang bukan kamu
Dia punyaku
Milikku yang lain
Aku kamu bersama
Tapi tidak serupa
Tidak sama hati
Aku kamu pembual
Pecinta yang mati rasa
Cemburu mimpimu
Melihatmu tenggelam dalam lelap
Teduh wajahmu
Penuh gurat suka cita
Terang diantara nafas
pelan dalam-dalam
Kunikmati...
Seperti menyeruput kopi pagi tadi
Menikmati bibir mungil
Kumis tipis manis
Selalu tersenyum kala tidur
Kau memeluk guling mesra
Tentu mimpimu indah saat itu
Aku cemburu
Pada mimpimu tiap malam
Yang selalu bisa membuatmu
Senyum - senyum sendiri
Ah manis nya....
Teduh wajahmu
Penuh gurat suka cita
Terang diantara nafas
pelan dalam-dalam
Kunikmati...
Seperti menyeruput kopi pagi tadi
Menikmati bibir mungil
Kumis tipis manis
Selalu tersenyum kala tidur
Kau memeluk guling mesra
Tentu mimpimu indah saat itu
Aku cemburu
Pada mimpimu tiap malam
Yang selalu bisa membuatmu
Senyum - senyum sendiri
Ah manis nya....
Lebih Dulu Padamu
Aku yang menyukaimu lebih dulu
Jauh....jauh sebelum kau suka
Tapi bodohnya
Aku tidak menyadari itu
Bahwa suka mu juga hebat padaku
Kau tahu kenapa?
Bukan karena aku tidak menyukaimu
Tapi hatiku yang besar
Teramat besar suka ku padamu
Hatiku tertutup
oleh perasaanku padamu
Hingga tak menyadari
Kalau kau demikian suka juga padaku
Aku yang lebih dulu padamu
Jauh....jauh sebelum kau suka
Tapi bodohnya
Aku tidak menyadari itu
Bahwa suka mu juga hebat padaku
Kau tahu kenapa?
Bukan karena aku tidak menyukaimu
Tapi hatiku yang besar
Teramat besar suka ku padamu
Hatiku tertutup
oleh perasaanku padamu
Hingga tak menyadari
Kalau kau demikian suka juga padaku
Aku yang lebih dulu padamu
Luka Sembuh Lagi
Untuk kesekian kalinya
Tak di ingini
Dilupakan lagi
Lagi dan lagi
Semula sakit juga
Serupa ingin menggila
Berteriak murka
Setelah didera beberapa kali
Sudah biasa
Bisa diterima
Akhirnya...
Tak ada yang salah
Kamu yang jenuh
Dan aku yang tak ingin lagi
Demikian lika-liku hidup
Jatuh bangkit lagi
Luka sembuh lagi
Nanti dicoba lagi
Lagi kemudian lagi
Tak di ingini
Dilupakan lagi
Lagi dan lagi
Semula sakit juga
Serupa ingin menggila
Berteriak murka
Setelah didera beberapa kali
Sudah biasa
Bisa diterima
Akhirnya...
Tak ada yang salah
Kamu yang jenuh
Dan aku yang tak ingin lagi
Demikian lika-liku hidup
Jatuh bangkit lagi
Luka sembuh lagi
Nanti dicoba lagi
Lagi kemudian lagi
Hujan lari-lari
Lucu juga melihatmu berkeringat
Panas dingin merancau
Ini belum seberapa
Akan lebih lucu lagi nanti
Akan lebih meriang kau lagi
Kiramu keliru
Aku bukan hujan
Tempatmu bermain basah-basahan
Sambil menari
Bernyanyi lari-lari
Berjanji kemudian lari
Aku muara
Aku hulu
Atas segala permainan yang kau mulai
Panas dingin merancau
Ini belum seberapa
Akan lebih lucu lagi nanti
Akan lebih meriang kau lagi
Kiramu keliru
Aku bukan hujan
Tempatmu bermain basah-basahan
Sambil menari
Bernyanyi lari-lari
Berjanji kemudian lari
Aku muara
Aku hulu
Atas segala permainan yang kau mulai
kita kawanan perindu
Selamat pagi
Masihkah kau sendiri
Menyendiri dan menyepi dalam sepi
Kemudian menari sendiri?
Bagi ceritamu kawan
Agar kau tahu
Saya adalah awan
Yang selalu biru padamu
Masihkah kau sesak menjaga rindu?
Usah menangis
Dan mengemis manis
Teriakkan saja padaku
Lara hati
Suka hati
Dalam hati
Karena kau dan aku
Adalah kita
Kawanan perindu...
Masihkah kau sendiri
Menyendiri dan menyepi dalam sepi
Kemudian menari sendiri?
Bagi ceritamu kawan
Agar kau tahu
Saya adalah awan
Yang selalu biru padamu
Masihkah kau sesak menjaga rindu?
Usah menangis
Dan mengemis manis
Teriakkan saja padaku
Lara hati
Suka hati
Dalam hati
Karena kau dan aku
Adalah kita
Kawanan perindu...
Seperti itu, Aku...
Siapa aku
Kira-kira seperti itu
Tanya di kepala besarmu
Matamu mendelik bertanya-tanya
Tatapmu memudar
Memicing penuh ragu
Aku hanya seseorang biasa
Yang tidak pandai berhenti
Setelah aku memulai
Demikianlah
Aku orang bodoh seperti itu
Jadi berhenti bertanya
Penasaranmu tidak akan menghasilkan apa-apa
Selain keringat
Yang menyengat....
Kira-kira seperti itu
Tanya di kepala besarmu
Matamu mendelik bertanya-tanya
Tatapmu memudar
Memicing penuh ragu
Aku hanya seseorang biasa
Yang tidak pandai berhenti
Setelah aku memulai
Demikianlah
Aku orang bodoh seperti itu
Jadi berhenti bertanya
Penasaranmu tidak akan menghasilkan apa-apa
Selain keringat
Yang menyengat....
Sudah Tak Sama
Dengan secangkir kopi
Sepiring pisang goreng panas
Dipagi-pagi sekali
Kuputar kembali jejak-jejak kita
Yang Kemarin
Sesungguhnya manis semula
pada penuh semut gula
Manis teramat manis
Pada sebelas malam kemudian
Petaka tiba-tiba bermula
Pada subuh yang buta
Hampir pagi
Baku dapa
Baku jumpa
bersama
Hingga petang
Kemudian pagi lagi
Petang lalu malam lagi
Baku dapa
Baku jumpa
Bersama
Tapi sudah tak sama rasa
Kamu berubah
Kita berpisah
Selesai cerita
Kisah berhenti di awal episode
Sepiring pisang goreng panas
Dipagi-pagi sekali
Kuputar kembali jejak-jejak kita
Yang Kemarin
Sesungguhnya manis semula
pada penuh semut gula
Manis teramat manis
Pada sebelas malam kemudian
Petaka tiba-tiba bermula
Pada subuh yang buta
Hampir pagi
Baku dapa
Baku jumpa
bersama
Hingga petang
Kemudian pagi lagi
Petang lalu malam lagi
Baku dapa
Baku jumpa
Bersama
Tapi sudah tak sama rasa
Kamu berubah
Kita berpisah
Selesai cerita
Kisah berhenti di awal episode
Nostalgia Lupa
Kepada sepi
Yang dengan angkuh mengaku lupa
Namun merindu saban senja
Enggan mengaku
Telah mengaku lupa
Berarti sebaliknya
Pun yang mengaku benci
Sebenar tidak demikian
Itulah kita
Ada bagian didalam hati
Yang tetap utuh
Walau segalanya hancur didera waktu
Itulah kenangan
Jangan berbohong
Sebab ini tentang rasa
Bukan apa-apa
Yang dengan angkuh mengaku lupa
Namun merindu saban senja
Enggan mengaku
Telah mengaku lupa
Berarti sebaliknya
Pun yang mengaku benci
Sebenar tidak demikian
Itulah kita
Ada bagian didalam hati
Yang tetap utuh
Walau segalanya hancur didera waktu
Itulah kenangan
Jangan berbohong
Sebab ini tentang rasa
Bukan apa-apa
Kecuali Perpisahan
Disini
Ku berdiri berkisah tentangmu
Tentang bersama
Tentang suka duka
Senda gurau yang tak biasa
Datang kemari
Kemudian duduk manis disisi
Kan ku cerita kan segala hal
Kecuali perpisahan
Sebab telah ku pasrah kan diriku
Tenggelam pada telaga waktu
Yang bernama rindu
Benar kita berpisah
Tapi tidak terpisah
Ku berdiri berkisah tentangmu
Tentang bersama
Tentang suka duka
Senda gurau yang tak biasa
Datang kemari
Kemudian duduk manis disisi
Kan ku cerita kan segala hal
Kecuali perpisahan
Sebab telah ku pasrah kan diriku
Tenggelam pada telaga waktu
Yang bernama rindu
Benar kita berpisah
Tapi tidak terpisah
Demi Masa, demi Manusia
Demi masa
Maka merugilah.
kaum muda yg tinggi rasa,
Namun miskin upaya.
Telah diberikan kepadanya gairah muda.
Tempat semula bermula.
1000 langkah
Penuh makna
Untuk hari yg lebih baik.
Tidakkah kau takut menjadi tua dan menua?
Lupa dan segalanya?
Selagi muda belajarlah
Bacalah seluruh isi bumi
Hingga kepalamu pecah dan berdarah
Pengetahuanmu muncrat
Mengalir disana sini
Meresap dikepala manusia lain.
Manusia yg bernama tidak tahu....
"Alamak sea2 mua,taungna ompori sesse kale,nasaba riwettu baiccunna de memang na engka magguru....."
Maka merugilah.
kaum muda yg tinggi rasa,
Namun miskin upaya.
Telah diberikan kepadanya gairah muda.
Tempat semula bermula.
1000 langkah
Penuh makna
Untuk hari yg lebih baik.
Tidakkah kau takut menjadi tua dan menua?
Lupa dan segalanya?
Selagi muda belajarlah
Bacalah seluruh isi bumi
Hingga kepalamu pecah dan berdarah
Pengetahuanmu muncrat
Mengalir disana sini
Meresap dikepala manusia lain.
Manusia yg bernama tidak tahu....
"Alamak sea2 mua,taungna ompori sesse kale,nasaba riwettu baiccunna de memang na engka magguru....."
Subscribe to:
Posts (Atom)